Serangan
Kimia pada Beton
a. Serangan Sulfat
Unsur yang berperan:
-
Mg SO4 : dari air laut/tanah
-
Ca(OH)2 : hasil sampingan reaksi
hidrasi beton/semen
-
C3A : salah satu senyawa kimia dalam semen portland
Bentuk-bentuk reaksi:
Pertukaran ion
Ca2+ dengan Mg2+
Pencegahan:
Mengikat Ca(OH)2 dengan menggunakan supplementary
cementing materials seperti flyash, silica fume dan slag mengurangi kandungan
Ca(OH)2 dengan menggunakan semen tipe II dan V mengurangi kandungan C3A pada
semen (semen tipe II dan V) meningkat tingkat kekedapan beton (rasio w/c yang
rendah).
Type Pozolan, ada
beberapa kelebihan. Selama ini, semen jenis Portland sudah dikenal dengan baik,
yaitu jenis semen yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen Portland
terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal
senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah bahan tambahan lain. Sedangkan semen
jenis Pozolan (Portland Pozolan) yaitu jenis bahan pengikat hidrolis dihasilkan
dengan cara menggiling bersama sama terak semen Portland dan bahan yang
mempunyai sifat pozolan, atau mencampur secara merata bubuk semen Portland dan
bubuk bahan yang mempunyai sifat pozolan dan boleh di tambahkan bahan-bahan lain
asal tidak mengakibatkan penurunan kualitas.
Definisi Pozolan
menurut ASTM C 618-96 adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika
dan alumina, di mana walaupun Pozolan tidak punya sifat sementasi, tetapi
dengan bentuknya yang halus, dengan adanya air maka akan terjadi, bereakasi
secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu biasa, membentuk senyawa yang
memiliki sifat-sifat seperti semen (kalsium silikat dan kalsium aluminat
hidrat).
Dibandingkan
dengan sifat fisika semen Portland maka kekuatan awal semen Portland Pozolan
agak lebih rendah akan tetapi pada perkembangan reaksi berikutnya, akan terjadi
dua reaksi yang bersamaan yaitu reaksi antara Portland cement dengan air dan
reaksi antara silika aktif (amorf) dengan Ca (OH)2 dan air sehingga
kekuatan Portland Pozolan semakin lama menjadi semakin tinggi.
Seputar perbedaan
aktivitas peningkatan resistensi SBC terhadap serangan air laut dan sulfat baik
pada SBC maupun semen Portland Cement type II maupun type V dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Eliminasi
pembentukan enttringite dengan menurunkan C3A (3CaO .Al2O3).Pada
semen Portland Type II dan Type V, C3A diturunkan berturut-turut
maksimum 8% dan 5% sedangkan pada SBC tergantung pada Silica Amorf yang
ditambahkan, makin besar Silica Amorf yang ditambahkan C3A makin
kecil dan enttringite makin sedikit.
Menurunkan
pembentukan enttringite dengan mengeliminasi Ca (OH)2 dari hasil
reaksi C3S (3CaO.SIO2) dan C2S (2CaO.SIO2)
dengan air.Pada semen Portland type II dan type V tidak bisa mengeliminasi
Ca(OH)2 sedangkan pada SBC terjadi pengeliminasian Ca(OH)2
yaitu dengan jalan pengikatan Ca(OH)2 oleh Silica Amorf membentuk
CSH ( semen gel ) baru.
Meningkatkan
kekedapan melalui pembentukan CSH (semen gel) baru. Pada semen Portland type II
dan V tidak ada pembentukan CSH (semen gel) baru, sedangkan pada SBC ada
peningkatan kekedapan dengan terbentuknya CSH baru: SIO2+Ca(OH)2+H2
==> CSH
b.
Aksi Klorida
Bentuk reaksi:
Pertukaran ion
Ca2+ dengan Mg2+
Hasil reaksi
klorida berupa kalsium klorida yang dapat larut dalam air laut sehingga dapat
mengarah pada penyusutan material : melemahkan beton.
Pencegahan:
-
mengikat Ca(OH)2
-
mengurangi kandungan Ca(OH)2
-
meningkatkan tingkat kekedapan beton
Serangan Mikrobilogis pada Beton
a.
Pitting corrosion (Korosi bintik – bintik jamur)
Korosi secara lokal dimana proses korosi terbatas pada
satu lokasi dan
berusaha menembus keadaan logam atau material yang bersangkutan.
Penyebab dari pitting corrosion adalah adanya ion-ion klorida merupakan
suatu autokatalitik katalis dari korosi tersebut. Dengan adanya air, garam klorida
ini akan terhidrolisa dan menghasilkan ion klorida kembali.
M M ++ + 2e M ++ + 2Cl - MCl2 MCl2 + 2 H2O M (OH )2 + 2 H + + 2 Cl -
2 H + + 2e H2 Apabila lapisan film pelindung korosi pecah atau rusak maka akan timbul
korosi secara lokal. Dengan adanya oksigen akan mempercepat proses pitting.
Suatu bentuk anoda akan terbentuk pada bagian lapisan film pelindung korosi dan lapisan pelindung yang tidak rusak akan bertindak sebagai katoda. Produk korosi meyebabkan terjadinya sumuran sehingga semakin lama semakin dalam dan titik ini merupakan tempat adanya konsentrasi tegangan sehingga dapat menyebabkan korosi tegangan dan korosi kelelahan. (Korosi Logam oleh Organisme dalam Air Laut ) Korosi tegangan ( stress corrosion cracking )
berusaha menembus keadaan logam atau material yang bersangkutan.
Penyebab dari pitting corrosion adalah adanya ion-ion klorida merupakan
suatu autokatalitik katalis dari korosi tersebut. Dengan adanya air, garam klorida
ini akan terhidrolisa dan menghasilkan ion klorida kembali.
M M ++ + 2e M ++ + 2Cl - MCl2 MCl2 + 2 H2O M (OH )2 + 2 H + + 2 Cl -
2 H + + 2e H2 Apabila lapisan film pelindung korosi pecah atau rusak maka akan timbul
korosi secara lokal. Dengan adanya oksigen akan mempercepat proses pitting.
Suatu bentuk anoda akan terbentuk pada bagian lapisan film pelindung korosi dan lapisan pelindung yang tidak rusak akan bertindak sebagai katoda. Produk korosi meyebabkan terjadinya sumuran sehingga semakin lama semakin dalam dan titik ini merupakan tempat adanya konsentrasi tegangan sehingga dapat menyebabkan korosi tegangan dan korosi kelelahan. (Korosi Logam oleh Organisme dalam Air Laut ) Korosi tegangan ( stress corrosion cracking )
Kerusakan beton akibat korosi gejala awalnya kerusakan
beton bertulang ditunjukkan dengan adanya noda berwarna coklat ( seperti sarang
tawon ) pada beton disekitar keberadaan tulangan beton. Noda ini adalah akibat
dari proses korosi baja, yang dapat merembes sampai ke permukaan beton tanpa
menimbulkan keretakan, melainkan melalui pori - pori beton. Keretakan beton terjadi karena hasil korosi besi , dimana
akibatnya adalah terjadi retak dan spalling pada selimut beton. Dengan terjadi
retak dan spalling tersebut, secara langsung akan menurunkan kekuatan
strukturnya.
akibatnya adalah terjadi retak dan spalling pada selimut beton. Dengan terjadi
retak dan spalling tersebut, secara langsung akan menurunkan kekuatan
strukturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar