Bahan
inti untuk membuat produk WPC adalah plastik dan kayu. Bahan
pertama adalah plastik. Bahan
utama plastic ada dua yaitu bijih pvc murni, produk sampingan dari pemurnian minyak
dan gas alam,
dan polietilen yang
didapat dari daur ulang plastik pada hampir semua produk yaitu plastik pembungkus, tas belanja plastik, soda botol, bahkan film plastic yang ada
pada permukaan styrofoam dan digunakan untuk menanamkan iklan. Plastik daur ulang ini dibersihkan dan diolah menjadi butiran bijih plastik. Selain itu, plastik didapat dari bahan
plastik yang
ditolak perusahaan.
Kayu adalah komponen utama selain plastic dari WPC. Kayu tersebut sebelumnya diproses agar
berbentuk tepung atau bijih-bijih kayu kecil. Secara teknis, semua jenis kayu dapat
digunakan untuk
membuat WPC, tetapi lebih baik digunakan kayu dari pohon yang berbatang keras dari pada kayu dari pohon berbatang lunak. Biasanya perusahaan menyuplai serbuk
kayu dari sisa pemotongan kayu di pabrik pembuatan lantai kayu atau pembuat furniture
kayu. Sangat jarang ditemukan perusahaan mengambil langsung kayu dari hutan. Hal ini disebabkan karena perusahaan menggunakan jenis kayu yang
sesuai dengan karakteristik yang diinginkan dan kayu dipanen pada waktu yang berbeda. Hal
ini menyebabkan perusahaan harus melakukan uji material yang
tidak efisien yaitu setiap proses
pembuatan dimulai.
Kemudian ditambahkan
pula zat aditif .zat-zat aditif tersebut mencakup stabilizer (yang
membantu bahan tercampur merata),
waxes and lubricants (menolong
produk bergerak dengan lancar melalui extruder) , stiffening agents ( menjaga
hasil akhir tetap
kaku sebelum benar-benar keras) , impact modifiers (mengurangi kerapuhan), blowing agents (mengurangi panas yang disebabkan oleh extruder) dan pewarna. Pembuatan WPC dapat tidak menggunakan zat aditif
, tapi proses pembuatan akan sulit
dan hasil akhir produk memiliki kualitas yang
buruk.
Proses pembuatan WPC adalah
sebagai berikut :
1.
Persiapan dan Pencampuran Bahan
Tepung / bijih kayu yang digunakan dalam pembuatan WPC harus mengandung air dengan jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan kayu di alam. Maka dari itu, sebelum dimasukkan ke dalam mesin pencampur kayu akan dipanaskan dan dikeringkan sampai tidak memiliki kandugan air. Pada saat yang sama, bijih plastik dipanaskan hingga mencair (yang disebut resin).
Bahan-bahan
tersebut dicampur
bersama dengan zat
aditif sampai plastik dianggap
ditutupi (encapsulated) seluruhnya oleh tepung kayu. Jika anda membuat produk pvc , tidak ada kayu tepung
digunakan , hanya plastik dan aditif dicampurkan. Bahan untuk lapisan WPC berbeda-beda sesuai dengan perusahaan. Namun, secara umum bahan pelapis tersebut adalah plastik dan zat aditif seperti pewarna.
2.
Ekstrusi Campuran
Campuran
yang telah dipanaskan didorong melalui saluran yang biasanya rangkaian yang berisi empat sampai delapan pelat logam pemotong. Alat ini berfungsi untuk membentuk produk menjadi bentuk yang diinginkan. Campuran
pelapis diberikan pada saat saluran terakhir, dimana WPC telah terbentuk. WPC lebih besar ketika mereka meninggalkan yang saluran. Ekspansi ini dikenal sebagai freefoaming. Saat ini, beberapa produsen
memindahkan produk yang baru diekstrusi segera ke
kamar vakum. Hal ini menyebabkan proses ekspansi
freefoam masih tetap terjadi,
menghindari terbentuknya kerak di permukaan dan melembutkan material. Proses ini digunakan
untuk menghasilkan produk yang harus memenuhi standar yang tinggi.
3.
Mendinginkan WPC
Produk yang
sudah memiliki bentuk yang benar tetapi masih sangat panas sehingga produk belum kaku. Kekakuan akan terjadi
bila produk sudah dingin. Kebanyakan pabrik melakukan pendinginan dengan penyemprotan air pada produk saat
melewati jalur produksi, tapi itu hal yang sulit
karena satu kesalahan yang terjadi saat penyemprotan dapat menyebabkan bagian tertentu menembang.
Sebagian produsen mendingin produk dengan udara (secara alami), pengiriman produk melalui beberapa jalur memutar yang berdekatan sehingga produk dapat mendingin di perjalanan. Belakangan ini diterapkan pendinginan radial untuk setiap sisi produk sehingga pendinginan merata. Namun, kegagalan tidak dapat dihindari. Produk yang gagal akan disiapkan untuk kemudian dicampur ke dalam campuran yang akan dilelehkan.
4.
Penyelesaian, Pemotongan, dan Penyimpanan
Sekarang, produk telah
mendingin sampai
titik di mana permukaan produk
bisa mendapatkan cetakan akhir pada permukaannya. Proses mencetak ini menggunakan roda besar yang pada roda tersebut terdapat cetakan berbentuk serat kayu atau bentuk lain sesuai dengan karakteristik produk. Pada proses
ini produsen menambahkan zat aditif lain, salah satunya adalah zat aditif yang digunakan untuk menjaga WPC agar
tidak memudar jika terkena sinar matahari langsung. Setelah itu, dilakukan pengecekan ulang kepada produk untuk memastikan apakah produk sesuai dengan yang
diinginkan, pemotongan
produk sesuai dengan panjang yang
diinginkan, serta penumpukan produk untuk dikemas dan disimpan. Namun,
sering terjadi masalah yaitu produk tidak dibiarkan cukup lama untuk mendingin sehingga dibawa dan diedarkan dalam keadaan masih hangat. Sehingga dapat merubah sifat-sifat mekanik dari WPC itu sendiri.
Akan lebih bagus jika di sertakan video
BalasHapuscukup bermanfaat articlenya. Thanks.
BalasHapusini sumbernya darimana ya?
BalasHapusPeluang usaha besar namun masih kurang di kembang kan ini suatu saat akan sangat banyak peminat ini.
BalasHapus