Pengenalan Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak
dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu
tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat
ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan
yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh
jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara
kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.Kayu dapat diserang oleh
hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Sifat Fisik Kayu
1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu,
rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis
kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.Kayu mempunyai berat jenis yang
berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu
nani).Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan
dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll.
Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang
merupakan unsur racun bagi perusak kayu.Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada
saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras
lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh
zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel
kayu.Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus
(contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling
dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap
sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat
berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat
meraba permukaan kayu (kasar, halus, l icin, dingin, berminyak dll). Kesan
raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air,
kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama
tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati),
bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna,
arah serat, tekstur, dan pemuncula n riap-riap tumbuh dalam pola-pola
tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan
air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu
sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi
kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan
air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
10. Sifat Kayu terhadap Suara,
yang terdiri dari :
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan
suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat
adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang,
gitar, biola dll).
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu
banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan
sumber panas.
12. Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
tarik yaitu :
-
Keteguhan
tarik sejajar arah serat dan
-
Keteguhan
tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan
tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih
kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk
menahan muatan/beban. T erdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
-
Keteguhan
tekan sejajar arah serat dan
-
Keteguhan
tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih
kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapa t 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
-
Keteguhan
geser sejajar arah serat
-
Keteguhan
geser tegak lurus arah serat dan
-
Keteguhan
geser miring
- Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar
dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk
menaha n gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban
mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
yaitu :
Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan
perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus
elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya
yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan
keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan
kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah
sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah
yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat
keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.Faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua
kelompok :
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
Faktor
dalam kayu (internal):
BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian
tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan
teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk
tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
-
Bangunan
(Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran
besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran,
cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
-
Veneer
biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter
besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih,
nyatoh, ramin, agathis, benuang.
-
Veneer
mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu
harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling,
kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
- Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi
stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan
dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni,
meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
-
Lantai
(parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi
tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran,
bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
-
Bantalan
Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran,
bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
-
Alat
Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah,
ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur,
merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
-
Alat
Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus,
berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh,
jati, lasi, eboni.
-
Alat
Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur
halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai,
pinus.
- Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan
tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati,
pasang.
-
Tiang
Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin,
ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim,
lara, merbau, tembesu, ulin.
-
Patung
dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras,
tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, s onokeling, salimuli,
melur, cempaka, eboni.
-
Korek
Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan
veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu,
kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
-
Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat,
tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : a gathis, jelutung, melur,
pinus.
-
Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus,
tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat,
dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin,
meranti dll.
-
Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan
binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah
pecah, tahan binatang laut.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah
pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat,
liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti
merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan
awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang,
ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga
tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras,
dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
-
Arang
(bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun,
cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar